Menerapi Anak Gejala Autis Ringan dan Gangguan Belajar

Hai Sahabat , apa kabar semua??? semoga dalam keadaan bahagia selalu dan sehat ya...

Sahabat aku terus terang sedih , karena sedang menerapi seorang anak , begini anak itu sekarang duduk dikelas 9 atau kelas 1 SMA, yang aku sedihkan adalah sikap dan perilaku orangtuanya yang banyak memaksakan kehendak kepada Anak, anak itu pada waktu di SD pernah di tes psikolog dan ternyanta mengalami gejala autis ringan dan gangguan belajar, seharusnya anak itu di sekolah khusus sesuai dengan kemampuan ,namun dengan sangat percaya diri anak itu dimasukkan sekolah biasa, Disekolah biasa murid-murid jumlahnya sangat banyak sehingga pendidikan untuk anak itu  kurang bisa optimal untuk anak yang mengalami gejala autis dan gangguan belajar, belum lagi menghadapi kakak kelas yang terkadang bisa saja ada niat kurang baik terhadap adik kelasnya, ternyanta benar pada waktu SMP dia mengalami kejadian disakiti oleh kakak kelas , dan itu juga menyebabkan anak tersebut mengalami trauma, sampai sekarang berbicara dengan orang lain yang usianya diatas dirinya misalnya saya dia berimajinasi seakan-akan ada kakak kelas yang akan menyakitinya.

Dan orang tuanya sangat percaya diri itu mengharapkan anaknya serba bisa, dan sempurna contohnya anak sangat menyukai pelajar IPS namun ibu mengharapkan anaknya bisa matematika juga dengan nilai yang tinggi seperti IPS, dan aku katakan sebagai seorang Terapi"" ibu lebih baik anaknya fokus pada mata pelajaran IPS karena melihat kemampuannya yang ada gejala autis dan gangguan belajar,ibunya bilang ""saya pengen anak saya bisa pelajaran matematika"" sebagai terapi merasakan betul betapa tertekannya anaknya..,namun banyak orang tua tidak menyadari anaknya tertekan.

Yang paling penting anak-anak mempunyai mental yang sehat ,dan tidak mempunyai banyak tekanan ,karena mental yang sehat akan membuat anak-anak tidak mudah stress dan lebih kuat menghadapi kehidupan.

Ini Tulisan dan Gambarnya, sebagai terapi Graphology saya  ingin menerapi anak tersebut  supaya   anaknya bisa lebih kuat ,lebih berani menatap lawan bicara,bisa menggunakan kosa kata yang tidak baku, lebih bisa mengendalikan diri ( krn setiap dia mendapatkan sesuatu yang dia sukai suka lari-lari atau berdegung dibibirnya ,bila hal ini terlihat oleh orang kurang mengerti keadaan anak  maka dianggap aneh ), namun keinginan dari ibunya malah anaknya jadi menguasai setiap pelajaran....